BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah
suatu ilmu seni yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang
umur, meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Kesehatan prakonsepsi adalah kesehatan
seorang wanita sebelum dia menjadi hamil. Itu berarti mengetahui bagaimana
kondisi kesehatan dan faktor risiko dapat mempengaruhi seorang wanita atau bayi
yang belum lahir jika dia menjadi hamil. Sebagai contoh, beberapa makanan,
kebiasaan, dan obat-obatan dapat membahayakan bayi anda - bahkan sebelum ia
dikandung. Beberapa masalah kesehatan, seperti diabetes, juga dapat
mempengaruhi kehamilan.
Setiap wanita harus memikirkan
kesehatannya apakah dia merencanakan kehamilan. Salah satu alasannya adalah
bahwa sekitar setengah dari seluruh kehamilan yang tidak direncanakan.
Kehamilan yang tidak direncanakan berisiko lebih besar dari kelahiran prematur dan berat lahir rendah bayi. Alasan lain adalah
bahwa, meskipun kemajuan penting dalam perawatan kedokteran dan kehamilan,
sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu dini. Para peneliti sedang mencoba untuk
mencari tahu mengapa dan bagaimana mencegah kelahiran prematur. Tetapi para
ahli setuju bahwa wanita perlu lebih sehat sebelum hamil. Dengan mengambil
tindakan terhadap masalah kesehatan dan risiko sebelum kehamilan, Anda dapat
mencegah masalah yang mungkin mempengaruhi Anda atau bayi Anda nanti.
Mempersiapkan kehamilan itu ibarat
kita akan membangun rumah, harus ada denah dan rancang bangun yang baik, bahan
bangunan, semen kayu yang baik serta finishing yang baik agar
hasilnya indah. Sama saja dengan kehamilan, sebelum hamil juga harus
dipersiapkan sel telur dan sperma yang baik serta perawatan-perawatan yang baik
agar janin berkembang dengan optimal
1.2 Tujuan
1.2.1
Untuk
mengetahui tentang pemeliharaan kesehatan bagi calon ibu.
1.2.2
Untuk
mengetahui tentang perkawinan yang sehat.
1.2.3
Untuk
mengetahui tentang keluarga sehat.
1.2.4
Untuk
mengetahui system reproduksi dan masalahnya.
1.2.5
Untuk
mengetahui penyakit yang berpengaruh pada kehamilan dan persalinan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pemeliharaan
Kesehatan Pada Ibu
2.1.1
Kesehatan calon ibu
Kesehatan
merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat
dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik
secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.
Kemampuan
masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri
dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan
sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta
ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan
ibu, anak dan keluarga berencana meningkat.
Pelayanan
kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Calon ibu harus
mempersiapkan diri seoptimal mungkin sejak sebelum kehamilan terjadi.
Konsultasikan ke dokter kandungan guna dilakukan berbagai pemeriksaan , agar
dokter dapat mendeteksi hal-hal yang kurang menguntungkan bagi kehamilan
seperti infeksi toksoplasma dan kekurangan gizi.Selain itu kesiapan psikis
calon ibu dan ayah pun harus diperhatikan.
Calon ibu
adalah semua wanita dalam masa reproduktif yang akan mengalami kehamilan,
remaja putri, wanita dewasa yang belum menikah,wanita yang sudah menikah dan
sedang mempersiapkan kehamilan. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang
perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri
pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi
kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan
kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
2.1.1.1
Upaya
memelihata kesehatan calon ibu
Banyak
wanita hamil lebih memperhatikan asupan makanan ketika hamil. Namun studi
terbaru menunjukkan bahwa diet sehat yang dilakukan jauh sebelum kehamilan
lebih dapat mengurangi risiko bayi lahir cacat. Diet sehat sebaiknya tidak
hanya dilakukan pada saat masa kehamilan saja, namun sejak sebelum kehamilan.
Persiapan kehamilan sangat diperlukan bagi seorang perempuan yang akan
merencanakan kehamilan. Persiapan kehamilan ini diperlukan guna mendukung
terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas
yang didambakan oleh keluarga.
Upaya-upaya
yang dilakukan dalam meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak adalah salah
satunya dengan memelihara kesehatan para calon ibu, berikut upaya untuk
memelihara kesehatan para calon ibu:
1.
Pembinaan
remaja
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi
para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja
seperti karang taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan sebagainya. Para
remaja yang terhimpun di dalam organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar
pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi untuk menjadi istri dapat di
lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama
wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan
(penyakit sistem reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan sosial perlu
diperhatikan dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh kembang secara
biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran
remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang,
sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat
menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam
membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui
bahasa remaja.
2.
Promosi
kesehatan pranikah
Promosi kesehatan pranikah merupakan
suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah.
Pelayanan kebidanan diawali dengan
pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang
perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri
pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam
menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan,
pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi kesehatan pada masa pra
kehamilan disampaikan kepada kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan
menikah. Penyampaian nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini
disesuaikan dengan tingkat intelektual para calon ibu. Nasehat yang di berikan
menggunakan bahasa yang mudah di mengerti karena informasi yang di berikan
bersifat pribadi dan sensitif.
Remaja calon ibu yang mengalami
masalah kesehatan akibat gangguan sistem reproduksinya segera di tangani.
Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat
berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu
sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu
dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan
yang pasilitas pelayanannya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut
mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan memasuki pintu gerbang
pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental
remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
2.1.1.2 Tujuan pemeliharaan kesehatan calon
ibu
1) menurunkan morbiditas dan mortalitas
ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan.
2) Untuk mengetahui secara dini tentang
kondisi kesehatan para remaja.
Bila di temukan penyakit atau
kelainan di dalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem
reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri
sendiri. Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan
lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila penyakit atau kelainan tersebut
tidak diatasi maka di upayakan agar remaja tersebut berupaya untuk menjaga agar
masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya
remaja yang menderita penyakit jantung, bila hamil secara teratur harus
memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja yang menderita AIDS harus
menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV. Caranya adalah agar
menggunakan kondom saat besrsenggama, bila menikah.
3) mendeteksi hal-hal yang kurang
menguntungkan bagi kehamilan
4) mendeteksi apakah ada masalah pada organ reproduksi
calon ibu.
5) mendukung kelahirkan bayi sehat optimal tanpa
komplikasi.
6) memastikan tubuh sang ibu agar bisa
menjadi media yang sehat untuk pertumbuhan janin yang optimal.
7) memeriksa apakah sang ibu sedang
mengalami infeksi yang bisa berakibat pada janinnya kelak
misalnya seperti infeksi rubella dan
hepatitis B. Pada hepatitis B misalnya, yang ditakutkan bukan hanya bisa
tertular ke janin, tapi bila tidak diobati dengan baik maka 10 hingga 40 tahun
mendatang, si ibu bisa menderita hepatoma, sel kanker hati yang tidak ada
obatnya. Sedangkan rubella, bila menginfeksi bisa menyebabkan kelainan pada
janin, bisa tuli, katarak bahkan kelainan jantung. Dan penularan dari ibu ke
janin 60 persen bisa dicegah dengan imunisasi.
8) Mengurangi risiko bayi lahir cacat
dan untuk menurunkan risiko cacat lahir pada otak dan tulang belakang, termasuk
spina bifida .
9) guna mendukung terciptanya kehamilan
yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang didambakan oleh
keluarga
10) kematian ibu, janin, maupun bayi
yang akan dilahirkan
11) memberikan pengetahuan kepada calon
ibu agar kehamilannya bisa dijalani dengan nyaman, sehat dan gembira
2.1.1.3
Manfaat
memelihara kesehatan calon ibu
Ada berbagai manfaat yang bisa
didapatkan seperti:
1)
Mengevaluasi kesehatan secara menyeluruh
2)
Mengidentifikasi kemungkinan masalah yang serius
3)
Memberikan perawatan yang diperlukan sebelum hamil dalam
rangka mempersiapkan tubuh yang sehat untuk hamil
4)
Memastikan bahwa tubuh ibu kebal terhadap infeksi seperti
rubella yang dapat mempengaruhi kehamilan.
5)
Meningkatkan gizi bagi ibu dalam mempersiapkan kehamilan dan
persalinan.
2.1.2
Perkawinan Yang Sehat
Bagaimana
mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan, menghadapi perkawinan,
disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami
dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang
dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
Perkawinan adalah
peristiwa ketika sepasang mempelai atau pasangan suami istri dipertemukan
secara formal dihadapan penghulu, kepala agama, para saksi dan sejumlah
undangan/hadirin untuk disyahkan secara resmi sebagai suami istri dengan
upacara tertentu. Perkawinan yang sehat dan harmonis bukan berarti tak pernah
mengalami konflik. Jadi, walaupun muncul pertengkaran diantara suami istri,
jangan langsung menyimpulkan bahwa perkawinan mereka tidak sehat. Konflik yang
muncul dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memahami pola fikir pasangan.
Ada 9 hukum atau cara
menciptakan perkawinan yang sehat, yaitu sebagai berikut :
1. Tegur pasangan dengan penuh kasih
2. Sering member pujian kepada pasangan
3. Bersedia mengakui kesalahan
4. Boleh lupa yang lain, akan tetapi jangan
lupa dengan pasangan kita
5. Lupakan kesalahan masa lalu
6. Jangan marah diwaktu yang sama
7. Jangan menyimpan amarah sampai matahari
terbenam
8. Ketika betengkar coba mengalah untuk
menang
9. Jangan berteriak diwaktu yang sama
2.1.2.1
Definisi
Menurut UU Perkawinan
no 1 tahun 1974, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuaan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Usia
terbaik untuk melangsungkan perkawinan untuk pria adalah 25 tahun atau lebih,
sedangkan untuk wanita adalah 20 tahun atau lebih. Pada usia tersebut pria dan
wanita dianggap sudah dewasa sehat jasmani, serta matang secara rohani maupun
social. tujuan dari batas dan umur ini adalah memberikan pengertian dan
kesadaran kepada generasi muda untuk mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan
dengan keluarga berencana, kesiapan fisik, mental, social, serta ekonomi
sebagai langkah meningkatkan kesejahteraan atau kesehatan ibu dan anak.
Perkawinan usia muda mengandung resiko terjadinya penyulit kehamilan dan
persalinan yang dapat meneyababkan kematian ibu dan anak.
Perkawinan yang sehat adalah perkawinan yang didasari ikatan lahir dan batin yang
diikat dalam perkawinan yang sah antara pria dan wanita dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga yang bahagia berdasar ketuhanan Yang Maha Esa).
Usia
terbaik untuk melangsungkan perkawinan untuk pria adalah 25 tahun atau lebih,
sedangkan untuk wanita adalah 20 tahun atau lebih, pria dan wanita tersebut
dianggap sudah dewasa, sehat jasmani, matang rohani dan sosial.
2.1.2.2 Tujuan
Tujuan dari batasan umur ini adalah
:
1)
Memberikan pengertian dan kesadaran kepada generasi muda
untuk mempertimbangkan yang berkaitan dengan keluarga berencana, kesiapan
fisik, mental, sosial dan ekonomi.
2)
Mempersiapkan masa reproduksi seorang ibu.
3)
Meningkatkan kesejahteraan atau kesehatan ibu dan anak.
4)
Perkawinan usia muda mengandung resiko terjadinya penyulitan
kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan anak.
2.1.3
Keluarga Sehat
Kepada
remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya.
Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga kecil,
bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2
anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan
kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya
mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan masa
depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong
peningkatan taraf hidup keluarga lain.
Keluarga
yang sehat tentunya harus dibentuk oleh individu–individu yang sehat dalam
keluarga tersebut. Dilihat dari aspek kesehatan reproduksi, ada beberapa fase
dalam keluarga yang dapat dilihat dari skema pola perencanaan keluarga berikut
:
a. Fase menunda atau mencegah kehamilan
Bagi pasangan suami istri dengan
usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Karena pada
usia kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum matang sehingga beresiko
tinggi untuk kehamilan, persalinan, dan nifas, serta terjadi komplikasi.
b. Fase menjarangkan kehamilan
Pada periode usia istri antara
20–30/35 tahun, merupakan periode usia paling baik untuk hamil, melahirkan,
dengan jarak antara kehamilan anak 2–4 tahun.
c. Fase menghentikan dan mengakhiri kehamilan
atu kesuburan
Periode saat usia istri di atas 35
tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai anak dengan jumlah
cukup (disarankan 2 orang) karena jika terjadi kehamilan dan kelahiran pada
usia ini, ibu mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya komplikasi obtetrik.
Misalnya perdarahan, pre-eklamsi,
eklamsi, persalinan lama, atonia uteri, dan lain–lain. Pada usia lebih tua juga
mempunyai resiko untuk terjadi penyakit jantung, tekanan darah tinggi,
keganasan, dan kelainan metabolik.
2.1.4
Sistem Reproduksi dan Masalahnya
Tidak
semua orang memahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem reproduksi
dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem
reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan dijelaskan.Penjelasan
juga diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang
dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan
penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit
hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
Kesehatan
reproduksi adalah kemampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi
dan mengatur kesuburannya (fertilitas), dapat menjalani kehamilan dan
persalinan secara aman serta mendapatkan bayi tanpa risiko apapun atau well
health mother dan well born baby dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam
batas normal.
Dalam
survei yang dilakukan oleh WHO, menetapkan 5 jenis ketentuan sebagai kriteria
klasifikasi wanita yaitu:
1. Kesehatan
2. Perkawinan
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Persamaan
Sadar
akan keadaan demikian, pemerintah dan diikuti oleh kalangan swasta telah
mendirikan pusat-pusat kesehatan untuk mendekatkan pelayanan terhadap
masyarakat. Di samping itu penyebaran Bidan di Desa merupakan gagasan
pemerintah untuk menggantikan peranan dukun yang masih dominan di tengah
masyarkat, sehingga mendapatkan pelayanan yang bermutu dan menyeluruh. Meskipun
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) masih belum dapat
diturunkan secara berarti. Keadaan ini dapat berubah bila mengikutsertakan
masyarakat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, dengan secara aktif
mengambil bagian untuk memelihara kesehatannya.
Di
samping itu dalam pelayanan dan pertolongan persalinan telah diupayakan dengan
memakai sistem partograf WHO, sehingga ibu hamil dan bersalin dikirimkan pada
tingkat garis “waspada.” Keberhasilan dalam pelaksanaan gagasan ini bergantung
pada kemampuan dalam memberi pengawasan selama hamil (antenatal) serta
konsultasi gizi. Keluarga berencana juga memegang peranan penting untuk dapat
mengatur jarak kehamilan, mengatur jumlah kehamilan (sehingga komplikasi dapat
ditekan), dan meningkatkan usia kawin dan hamil sampai mencapai masa reproduksi
sehat.
Dengan
demikian kesehatan reproduksi merupakan masalah vital dalam pembangunan
kesehatan. Kesehatan reproduksi tidak dapat diselesaikan dengan jalan melakukan
tindakan kuratif (pengobatan), tetapi merupakan masalah masyarakat yang masih
dapat diperbaiki. Indonesia dianggap telah berhasil untuk mengatur kesehatan
reproduksi melalui gerakan keluarga berencana. Melalui penurunan tingkat
kelahiran, ditambah makin meningkatnya kesehatan, AKI dapat menurun secara
berarti, sedangkan AKA dapat diturunkan menjadi 56/1.000 persalinan.
Meskipun
demikian upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui perluasan
lapangan kerja, meningkatkan pendidikan, dan persamaan kewajiban dan hak, masih
memerlukan perjuangan untuk dapat ikut serta menurunkan angka kematian dan
meningkatkan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi. Di lain pihak
yang mengecewakan adalah makin meningkatnya faktor infeksi alat reproduksi,
oleh karena terjadi semacam revolusi seksual yang menjurus ke arah
liberalisasi, dengan makin derasnya arus informasi pada era globalisasi dunia.
Infeksi mempunyai akibat yang menyedihkan pada kesehatan reproduksi yang dapat
berakhir dengan infertilitas (kemandulan) dan meningkatnya kejadian kehamilan
ektopik.
Agar
tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menghasilkan generasi sehat
rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dan diagnosis
dini, melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna. Dapat dikatakan alat
reproduksi adalah alat untuk prokreasi dan kreasi yang diupayakan semaksimal
mungkin sehingga tercapai well health mother for well born baby.
Dengan
tercapainya kesejahteraan masyarakat diharapkan juga tercapai kesehatan
reproduksi yang prima, dan dapat menghasilkan status politik, sosial-ekonomi,
budaya, ketahanan dan keamanan keluarga (poleksosbudhankam) tinggi, yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas individu (manusia) dan akhirnya secara berantai
dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dengan
demikian melalui pembangunan diharapkan dapat mengubah lingkaran kemiskinan
menjadi lingkaran kesejahteraan, sehingga kesehatan umum masyarakat dan
kesehatan reproduksi dapat meningkatkan generasi yang berkualitas. Secara rinci
dapat dikemukakan bahwa pada masa remaja ditekankan pada bagaimana menghindari
bahaya infeksi alat reproduksi sehingga terhindar dari komplikasi, masa
reproduksi kesehatannya dapat dijaga dengan memanfaatkan metode keluarga
berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk
meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi.
Pertolongan
persalinan berorientasi pada “well health mother for well born baby” melalui
persalinan yang tidak menimbulkan trauma (tidak membahayakan) dengan persalinan
spontan, tindakan operasi ringan persalinan dan seksio sesarea. Permintaan
persalinan seksio sesarea (melalui operasi dinding perut) akan meningkat, juga
permintaan untuk KB dengan metode operasi wanita (MOW) melalui teknik
vasektomi. Pada masa menopause, pascamenopause, dan senium penekanan ditujukan
pada penyakit degenerasi, sehingga diagnosis dini sangat penting.
2.1.5
Penyakit yang Berpengaruh Pada Kehamilan
dan Persalinan
Remaja yang siap sebagai ibu harus
dapat mengetahui penyakit- penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan
atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau
persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan. Penyakit yang perlu
dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit
jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan.
Pelayanan kebidanan diawali dengan
pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Calon ibu harus mempersiapkan diri
seoptimal mungkin sejak sebelum kehamilan terjadi. Pemeliharaan kesehatan yang
dilakukan jauh sebelum kehamilan lebih dapat mengurangi risiko bayi lahir
cacat. Upaya yang dapat di lakukan oleh calon ibu salah satunya adalah dengan
menjaga pola makan, makanan apa yang di konsumsi.
Selain itu ada pemeriksaan yang juga
harus dilakukan seorang calon ibu untuk mengetahui kondisi tubuh dan kesiapan
sang ibu untuk menyambut kehidupan baru di rahimnya.
3.2 Saran
Setiap wanita pasti akan menjadi
ibu, tapi ada keadaan/gangguan yang membuat harapan itu hilang, jadi dari sejak
dini seorag wanita harus mempersiapkan dirinya untuk hamil, dan melahirkan.
Kehamilan yang memang telah di siapkan akan mengurangi resiko bayi lahir cacat,
maka dari itu untuk semua wanita yang akan menjadi ibu, marilah kita
mempersiapkan diri kita untuk masa depan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Mubarak,
W.I., 2011. Promosi kesehatan untuk kebidanan. Jakarta:salemba medika.
Ø http://novikhoirotununipdu.blogspot.com/2012/10/ikm-pemeliharaan-pada-ibu.html.
diakses tanggal 28 November 2013.
Ø http://biancacalista.blogspot.com/2013/05/pemeliharaan-kesehatan-calon-ibu.html.
diakses tanggal 28 November 2013.
Ø http://midwiferyrini93.wordpress.com/2012/08/30/pemeliharaan-kesehatan-pada-ibu/.
Diakses tanggal 28 November 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar